
Kegiatan “Satu Meja Seribu Cerita Kampus” hari pertama dan hari kedua di SMKN 15 Pandeglang
desapasirpeuteuy.com, 21 Juli 2025 – Rendahnya minat siswa SMK untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi masih menjadi persoalan yang nyata di Desa Pasir Peuteuy, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang. Banyak siswa kelas 12 yang memilih langsung bekerja atau berhenti sekolah, seringkali bukan karena tidak mampu secara intelektual, melainkan karena faktor ekonomi, kurangnya informasi, serta alasan pribadi yang jarang terungkap.
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Institut Pertanian Bogor (IPB) menghadirkan sebuah program inspiratif bertajuk “Satu Meja, Seribu Cerita Kampus”. Kegiatan ini dilaksanakan di SMKN 15 Pandeglang dalam dua sesi, yakni pada tanggal 18 Juli dan 21 Juli 2025, dengan melibatkan 43 siswa kelas 12 sebagai peserta utama.
Berbeda dari pendekatan edukatif formal yang kerap kali terasa jauh dari keseharian siswa, program ini mengusung metode diskusi kelompok kecil secara personal. Setiap kelompok terdiri dari 5 hingga 10 siswa dan didampingi oleh 2 mahasiswa sebagai mentor. Dengan suasana yang cair dan nyaman, para siswa diajak untuk berbincang santai seputar masa depan, pendidikan tinggi, serta berbagai keraguan yang selama ini mungkin hanya dipendam.

Pelaksanaan sesi mentoring kecil
Antusiasme siswa terlihat jelas sejak sesi pertama yaitu sesi materi berisi daftar PTN dan PTS terdekat dengan Pasir Peuteuy, jurusan yang sejalan, serta daftar beasiswa beserta syarat dan benefitnya. Banyak dari mereka yang awalnya enggan berbicara, akhirnya mulai terbuka menyampaikan keraguan dan harapannya di sesi diskusi maupun sesi mentoring kelompok kecil. Dalam sesi penutup, para siswa diminta untuk menuliskan target pribadi mereka dalam sebuah lembar mini-goal yang bisa menjadi pijakan untuk mewujudkan mimpi besar mereka.
Dari total peserta, sebesar 84% persen siswa mengisi lembar mini-goal secara lengkap. Lembar ini berisi alasan keraguan/ketidakmauan mereka untuk kuliah. Isian mereka mencerminkan beragam tantangan, mulai dari kendala ekonomi, masalah motivasi, kebingungan menentukan jurusan, hingga transportasi atau akses ke kampus.

Pengisian lembar mini-goal
Temuan tersebut kemudian dirangkum dan dibahas bersama mentor kelompok untuk diberi tindak lanjut dari kendala yang siswa tulis di lembar mini-goal, seperti link kumpulan informasi beasiswa, link tes minat bakat gratis, edukasi tentang asrama dan opsi kos dekat kampus, serta tips membuat rencana harian melalui platform gratis. Kemudian, hasil temuan tersebut didiskusikan kembali dengan pihak sekolah.
Program “Satu Meja, Seribu Cerita Kampus” tidak hanya menjadi ruang berbagi bagi siswa, tetapi juga membuka peluang kolaborasi antara sekolah dan masyarakat dalam mendukung keberlanjutan pendidikan anak-anak desa. Melalui percakapan-percakapan kecil yang jujur dan mendalam, program ini berupaya menyalakan kembali semangat kuliah yang sempat meredup.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, para mentor KKN-T IPB berharap bahwa cerita-cerita yang terungkap di meja diskusi dapat menjadi awal dari perubahan besar. Sebab, dari satu meja yang sederhana, lahir harapan baru yaitu harapan bahwa siswa-siswa Pasirpeuteuy suatu hari nanti akan melangkah bangga ke gerbang perguruan tinggi.